Sunday, May 26, 2013

Pengkajian Al-Quran untuk Pengembangan Sains dan Teknologi

Ceramah Salat Jumat Masjid Salman ITB, 22 Maret 2013
Khatib: Prof. Dr. Umar Fauzi


“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatannya dalam menjalankan agama dengan lurus dan sungguh-sungguh, supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat.” (QS 98:5).

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS 51:56).

Meskipun sudah jelas dan gamblang perintah yang seharusnya kita laksanakan, tapi kuatnya dorongan materialisme telah mendorong sebagian dari kita untuk menghalalkan segala cara demi mendapatkan materi sebagai simbol jati diri. Gelombang urbanisasi dengan derasnya arus informasi yang membawa beragam ragam budaya terkadang menghanyutkan sebagian dari kita, sehingga terbawa arus budaya yang kadang kurang islami dan semakin menjauhkan kita dari amalam ibadah dan melupakan tugas kita untuk beribadah kepada Allah SWT.



Pada kondisi seperti ini, saling menasihati dan mengingatkan dalam kebaikan tentang tugas kita untuk beribadah kepada Allah SWT menjadi sangat penting, sebagaimana firman Allah SWT, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS 103: 1-3).

Bagi kita di lingkungan akademik, ada baiknya kita merenungkan kembali bagaimana agar aktivitas kita dapat terarah, yang insya Allah, menjadi amal ibadah dan menjadi bekal saat kita menghadap Yang Mahakuasa, Allah SWT. Secara umum dan sederhana, syarat dari amalan untuk menjadi ibadah dimulai dari niat yang ikhlas karena Allah SWT. Kemudian, dilakukan sesuai dengan ajaran agama kita, yaitu mengikuti Al-Quran dan Sunah, dan dengan tujuan semata-mata untuk mencari rida Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Segala amal itu tergantung dengan niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan niatnya.”

Sebagai mahasiswa dan pelajar, marilah kita niatkan untuk mencari ilmu sesuai dengan perintah Allah SWT, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” Dan, Rasulullah pernah bersabda, “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan.” Rasulullah juga bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.” Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.”

Demikianlah, Allah dan Rasulnya memerintahkan kita mencari ilmu. Kiranya, kita perlu menata dan meluruskan niat kita dalam rangka mengikuti proses pendidikan. Dengan diawali niat untuk menjalankan perintah agama Allah, insya Allah, kita mendapatkan kebahagiaan tidak saja di dunia, tapi juga di akhirat.

Bagi para dosen, guru, dan pengajar, kita diperintahkan untuk menyampaikan ilmu yang kita punya. Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah darimu walau satu ayat.” Marilah kita niatkan untuk membagi ilmu yang bermanfaat dan memberikan ilmu yang terbaik. Ketika kita melakukan penelitian, kita melakukan riset, motivasi kita seharusnya ialah niat baik dan mulia. Kita berdoa dan berharap apa yang kita lakukan dalam riset kita segera memberikan manfat bagi umat manusia dan alam semesta pada umumnya. Mungkin, ada ilmu-ilmu yang high level, yang sudah sangat advance, mungkin manfaatnya akan dirasakan setelah berpuluh-puluh tahun. Tetapi, paling tidak kita sebagai individu, mudah-mudahan, dapat merasakan manfaatnya manakala kita merasakan kita semakin mendekat kepada Allah SWT, seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.” (QS 3: 191).

Jika kita mempunyai niat atau motivasi mencari rida Allah, sambil taat beribadah kepada Allah SWT, dan dikuatkan pula dengan doa agar selalu diberi petunjuk ke jalan yang lurus, selalu menghasilkan riset-riset yang baik, dan terus berdoa, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus,”; maka, ketika belajar di bangku sekolah atau di bangku kuliah, ketika kita melakukan penelitian di laboratorium dan kegiatan-kegiatan lain, insya Allah, hasilnya akan berupa kemaslahatan dan kebaikan.

Paling tidak, ada dua hal manfaat yang bisa kita petik. Pertama, insya Allah, hasil riset atau proses belajar mengajar kita akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Yang kedua, insya Allah, dengan selalu berdoa kepada-Nya, Allah SWT akan memandu kita. Sehingga, hasil riset kita, hasil penelitian kita akan segera bermanfaat untuk kemaslahatan. Itu sesuai dengan ajaran Rasul bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

Juga penting untuk disampaikan: kita harus mendekatkan diri dengan Al-Quran dalam pengembangan sains dan teknologi. Al-Quran sebagai way of life tentunya sangat sarat dengan makna, sarat dengan hikmah dan ajaran-ajaran yang mulia. Kita semua paham ilmu untuk membaca Al-Quran telah berkembang sedemikian rupa. Antara lain adalah ilmu tajwid. Yang melatarbelakanginnya adalah keharusan membaca Al-Quran secara tartil. Cara melantunkan Al-Quran juga dipelajari. Kita mengenal qiraat Al-Quran. Kajian Al-Quran untuk membahas ilmu fiqih juga berkembang pesat dan kita bisa melihatnya di literatur-literatur yang ada. Alhamdulillah, sekarang sudah sangat intensif dikaji ekonomi islam yang mengharamkan riba, meskipun masih diperlukan perjuangan yang besar untuk mengimplementasikannya.

Al-Quran yang berisi sekitar seribu ayat tentang alam semesta yang terkait dengan sains dan teknologi, sayangnya masih belum banyak dieksplor dan dikaji secara mendalam. Indepth exploration belum banyak dilakukan terhadap ayat-ayat yang mempunyai kaitan dengan sains dan teknologi. Kita mengenal beberapa nama surat dalam Al-Quran: Al-Baqarah (Sapi Betina), Al-Hadid (Besi), Ar-Rad (Guruh), An-Nahl (Lebah), Al-Ankabut (Laba-laba), Ad-Dukhan (Kabut), dan lain sebagainya, yang masih banyak berada dalam kitab suci kita tanpa kita tahu maknanya lebih jauh terkait dengan sains dan teknologi. Tentunya, tidak salah jika kita mengakajinya dari segi sains dan teknologi.

Semoga hal ini dapat memberikan sedikit inspirasi bagi kita, terutama bagi generasi muda pelajar dan mahasiswa, sehingga semakin intensif untuk mengkaji Al-Quran bukan saja dari sisi ibadah-ibadah mahdah, namun juga dalam kaitannya dalam pengembangan sains dan teknologi.

Semoga kedekatan kepada Al-Quran akan membawa kita dan generasi mendatang menjadi ahli ilmu, menjadi pakar yang tidak hanya mahir untuk menyelesaikan permasalahan diferensial yang rumit, persoalan sistem yang kompleks, menghasilkan desain yang inovatif, mengembangkan kemodelan-kemodelan yang supercanggih; tetapi juga fakih dalam agama, memiliki hati yang salim, dan fasih membaca Al-Quran dengan tartil, menjiwainya karena menguasai tajwid, nahu saraf, dan ilmu-ilmu lain. Sehinggga, yang membaca dan mendengar gemetar hatinya dan bertambah keimanannya.


No comments:

Post a Comment